Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan koperasi desa dapat memperpendek rantai pasok pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani dan daya beli konsumen.
“Penting bagi sektor pertanian untuk memangkas dan memperpendek rantai pasok yang tadinya delapan tahap kini dikurangi menjadi tiga,” ujarnya di Jakarta, Jumat.
Amran menjelaskan, rantai pasok yang panjang menyebabkan ketidakstabilan harga produk pertanian. Semakin banyak perantara yang terlibat maka semakin tinggi harga jualnya yang akhirnya membebani konsumen.
Melalui program Koperasi Desa Merah Putih yang dicanangkan pemerintah, rantai pasokan akan disederhanakan menjadi tiga tahap: petani, koperasi, dan konsumen.
Artinya petani menjadi sejahtera dan konsumen bahagia. Kesejahteraan petani meningkat, daya beli konsumen meningkat karena bisa membeli lebih banyak karena rantainya diperpendek menjadi tiga tingkat saja, ujarnya.
Untuk mendukung koperasi, pemerintah akan menyediakan pupuk, benih, dan peralatan pertanian kepada petani.
“Pemerintah juga akan mendistribusikan fasilitas produksi pertanian dan menjadi off-taker beras, gula, dan produk lainnya,” tambah Amran.
Pada hari Jumat, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan perusahaan milik negara PT Agrinas Pangan Nusantara menandatangani perjanjian kerja sama untuk membangun fasilitas koperasi.
Kemitraan ini mendukung rencana pemerintah untuk mendirikan 80.000 koperasi desa di seluruh negeri.
Presiden Prabowo Subianto, saat peluncuran program tersebut pada tanggal 21 Juli, mengatakan ia membayangkan koperasi sebagai instrumen untuk meningkatkan perekonomian nasional dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Ia menegaskan, beroperasi dalam jumlah besar akan membuat koperasi efektif dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berita terkait: Indonesia mendorong Koperasi Merah Putih untuk mendorong pertumbuhan pedesaan
Berita terkait: Seluruh desa di Indonesia bergabung dengan Koperasi Merah Putih: Prabowo
Penerjemah: Walda, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

